
SUNGAI PENUH – Sebagai upaya menindaklanjuti agenda Memorandum of Understanding (MoU) dengan pihak Universitas Sains Malaysia (USIM), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci melaksanakan seminar internasional yang bertajuk ‘Scaling Up Islamic Economics Role as a Breaktrough in Actualizing Social Growth’, Senin (05/9) bertempat di Kuala Lumpur, Malaysia.
Prof. Ts. Dr. Sharifudin Md. Shaarani menerangkan bahwa konsep Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 sebenarnya tidak memiliki perbedaan secara siginifikan. Menurutnya, konsep Society 5.0 hanya lebih cederung fokus pada aspek pemanfaatan teknologi modern yang dalam penerapannya tetap mengandalkan manusia sebagai pengendali utamanya. Pemanfaatan teknologi tersebut secara mendasar bertujuan untuk memudahkan manusia menghasilkan produk ekonomi yang memiliki nilai manfaat komprehensif dari segala sumber daya alam potensial.
"Agar pemerintah bisa membangunkan prodak-prodak dengan sumber daya alam dalam ekonomi islam," paparnya.
Rektor IAIN Kerinci, Dr. Asa’ari, M.Ag yang juga turut hadir pada seminar ini mengatakan, seminar ini menjadi langkah awal pihaknya berkomitmen memajukan potensi ekonomi syari’ah. Disamping juga mengambarkan negara Indonesia sebagai negara potensial pada pengembangan produk ekonomi islami, Rektor juga menyingung peran aktif masyarakat serta atensi maupun dukungan pemerintah demi memajukan sektor ekonomi syari’ah secara siginifikan di masa akan datang.
"Bahwa kita mengharapkan peran untuk meningkatkan ekonomi Islam sebagai terobosan dalam mengaktualisasikan pertumbuhan sosial dapat menjadi ekonomi yang secara progresif dalam mengembangkan potensi-potensi perekonomian syariah yang dimiliki," jelas Asa’ari.
Terkait peran penting lembaga pendidikan tinggi terhadap penguatan dan pengembangan produk ekonomi syari’ah ini, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Dr. Eka juga menyampaikan, ilmu ekonomi syariah menjadi ilmu yang sangat penting dikuasai di tengah kondisi sosial ekonomi yang dinamis dan fluktuatif sesuai dengan kaidah keislaman.
"Ekonomi dalam berdasarkan islam merupakan tuntutan kehidupan sekaligus pertimbangan yang memiliki dimensi ibadah yang teraplikasi etika dan moral syariah islam. Ekonomi dalam islam harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, memberikan rasa adil, kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Ekonomi Syariah menekankan empat sifat, diantaranya, Kesatuan, keseimbangan, Kebebasan dan Tanggung jawab," tutupnya.
(Media Center- TIPD)