
Depok – Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama RI, Prof. Phil. Sahiron, mendorong perguruan tinggi untuk segera menyiapkan dosen dan guru besarnya yang fasih berbahasa Arab dan/atau Inggris untuk mengajar di luar negeri. Hal ini disampaikannya dalam Rapat Koordinasi Direktorat Pendidikan Tinggi Islam yang digelar di Depok, 21–22 April 2025.
Menurut Prof. Sahiron, era globalisasi membuka peluang besar bagi dosen-dosen dari Indonesia untuk turut mengisi ruang-ruang akademik internasional, dan saatnya Indonesia berperan sebagai pengirim ilmu, bukan hanya penerima.
“Selama ini kita yang mendatangkan expert dari luar negeri. Sekarang saatnya kita yang berbagi ilmu ke luar negeri. Kita tunjukkan bahwa ilmuwan dalam negeri saat ini sudah mendunia,” ujarnya.
Dorongan ini disambut positif oleh berbagai pimpinan perguruan tinggi keagamaan. Salah satunya datang dari Rektor IAIN Kerinci, Dr. Jafar, yang menyampaikan antusiasmenya terhadap inisiatif tersebut.
“Ada banyak dosen kami yang memenuhi kualifikasi untuk memberi kuliah ke luar negeri,” ungkap Dr. Jafar.
Lebih lanjut, Prof. Sahiron menyampaikan bahwa salah satu kerja sama internasional yang sudah pasti akan dijalankan dalam waktu dekat adalah dengan Jerman. Dalam skema tersebut, dosen dari perguruan tinggi Islam akan berada di Jerman selama kurang lebih dua minggu untuk memberikan kuliah dan berbagi keilmuan.
“Sudah ada kepastian dengan Jerman. Nanti dosen akan berada di sana sekitar dua minggu,” jelasnya.
Program ini merupakan bagian dari upaya internasionalisasi pendidikan tinggi keagamaan Islam, sekaligus sebagai pengakuan atas kapasitas keilmuan para akademisi Indonesia di level global.
Prof. Sahiron juga berharap agar setiap kampus mulai menyiapkan dosennya secara serius, khususnya dalam penguasaan bahasa internasional dan kesiapan materi perkuliahan berbasis global
- Log in to post comments